TNI AD Bantah Prajurit Bisa Depresi Setelah Dapat Tugas Berat

Sikap Serda Nopriadi Wira Sinaga yang disinyalir mengalami gangguan jiwa hingga memukul polantas di Pekanbaru menimbulkan berbagai spekulasi di publik. Benarkah prajurit yang dapat penugasan berat berpotensi mengalami depresi?

"Kalau (depresi karena) beban tugas berat tentu tidak. karena dalam proses rekruitmen sudah ada standar kelulusan tes psikologi," ujar Kadispen TNI AD Brigjen Alfret Denny Tuejeh dalam perbincangan dengan detikcom, Minggu (13/8/2017).

Menurut Denny, prajurit yang mendapat tugas operasi harus melakukan pemeriksaan atau tes kesehatan jiwa sebelum berangkat. Dia menyebut, prajurit yang mengalami depresi berawal dari masalah pribadi.

"Prajurit yang mengalami depresi karena ada masalah-masalah lain, seperti masalah keluarga, pacar atau beban ekonomi yang berat. Beban-beban itu yang terakumulasi dengan beban tugas, sehingga bisa menyebabkan depresi," kata Denny.

Dia pun membantah penyebab utama prajurit depresi dikarenakan tidak kuat menanggung beban tugas dalam operasi. Menurut Denny, biasanya prajurit justru merasa senang usai melaksanakan operasi yang berat.

"Kalau pasca-tugas, justru biasanya prajurit senang karena dapat pengalaman, (kemudian pulang) berkumpul keluarga dan lain-lain, moril mereka juga tinggi. Bukannya justru depresi," tuturnya.

Denny juga memastikan, prajurit yang mengalami depresi tidak akan diperkenankan membawa senjata. Penugasan yang diberikan kepada prajurit itu merupakan tugas ringan.

"Kalau ada yang terindikasi depresi tidak akan diizinkan membawa senjata. Kalau sudah tahu depresi masih membawa senjata, yang mengizinkan juga salah bila terjadi sesuatu yang berbahaya atau membahayakan orang lain," urai Denny.


"Prajurit yang terindikasi gangguan kejiwaan tetap diperlakukan seolah-olah tidak ada sesuatu. Tetapi penugasan tetap kita batasi, artinya tugas-tugas yang mengandung resiko tidak lagi diberikan. Seperti petugas dinas dalam atau latihan yang tidak menggunakan senjata," tambah jenderal bintang satu ini.

Seperti diketahui, Serda Wira yang memukul polantas di Pekanbaru kini sudah ditahan dan tengah menjalani pemeriksaan. Anggota Korem 031 Wiba Bima itu pun juga selama ini sudah menjalani pengobatan.

"Pemeriksaan medis yang bersangkutan pada April lalu menjalani pengobatan di rumah sakit. Dan dari dokter dinyatakan yang bersangkutan itu sakit gangguan kejiwaan skizofrenia," kata Kapendam I/Bukit Barisan Kolonel Inf Edi Hartono saat ditemui di kantornya di Medan, Jumat (11/8). 

TNI AD Bantah Prajurit Bisa Depresi Setelah Dapat Tugas BeratFoto: Screenshot Instagram

Edi mengatakan, setelah diketahui mengalami gangguan kejiwaan, Serda Wira kemudian menjalani pengobatan di rumah sakit. "Mungkin setelah itu, ada perkembangan bagus (kondisi Serda Wira). Dia kembali ke kesatuan dan berobat jalan. Kalau dibiarkan tentu (dikhawatirkan) semakin parah. Makanya diberikan kesibukan kegiatan," ujarnya.

Edi juga memastikan proses hukum Serda Wira atas peristiwa pemukulan itu tetap berlanjut. Kini, Wira ditahan di sel Detasemen Polisi Militer 1/3 Kodam I Bukit Barisan di Pekanbaru. 
(elz/tor)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pandur II 8×8 FSV, Tawarkan Fire Power Maksimal untuk Kavaleri TNI AD

Griffin Rudal Ringan Multiplatform yang Sudah Terbukti

Uzi SMG, Jejak Sejarah Submachine Gun di Indonesia